10 Oktober 2008

MENUJU KESUCIAN DIRI DAN HATI

tanggal 09 oktober 2008
pagi itu jam 08 30 aku berangkat kembali mengantar sepupuku yang kerja di rumah sakit ummum, kebiasaanku ini dimulai semenjak dia tidak lagi berlangganan ojek, ya akhirnya aku juga yang kena getahnya mengantar setiap hari, kecuali hari sabtu dan minggu.
Anak-anaku sudah pada bangun semua tapi mereka belum saya kasih mandi, tapi kakanya sudah memang mandi sendiri ma’lum sudah kelas 4 sd.
Kamis pada jam ke 3 dan ke 4 aku mengajar TIK di smpn 1 awangpone , aku pun berangkat untuk menjalankan kewajibanku, tak lupa laptop kecilku dibawa di tas hitam bersama kabel data dll. Pokonya siap deeh untuk mengajar TIK, namun sebelum pergi anaku adzkia menangis , kumambil lalu ku bawa keliling-keliling dulu dijalan raya seehingga berhenti menangisnya begitu memang kebiasaan anaku kalau aku mau keluar dia selalu menangis karena ingin ikut denganku.

Di halaman sekolah tampak sepi tak ada lagi siswa siswi berkeliaran, karena mereka sudah memasuki kelasnya masing-masing. Lonceng jam ke 1, 2 dan ke 3 sudah berbunyi berarti giliranku masuk kelas untuk memberikan materi TIK AKSES INTERNET.
Seperti biasanya ku mulai pelajaran dengan menanyakan pelajaran yang lalu atau diselingi dengan cerita-cerita yang bias diambil manfaatnya, walaupun aku mengajar tik namun selalu ku selingi dengan pelajaran-pelajaran etika, akhlak dll, supaya ada sedikit nilai-nilai da’wahnya, walaupun aku bukan seorang ust.

Jam 12.30 bel berbunyi tanda jam pelajaranku sudah selesai , akupun bersiap-siap untuk pulang kerumah dan kemudian bertemu kembali dengan anak dan istriku tercinta.
(smpn 1 awp jam 12.30 hari kamis 2008)

10 Oktober 2008
Gejolak dalam hati ingin kembali seperti orang yang suci semakin menjadi. Rencana untuk menjadikan malam sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Illahi sudah terpatri dalam hati. Namun entahlah jadi atau tidak karena peperangan kini masih terjadi antara dua kekuatan dalam diri , antara malaikat rahaniah dan bisikan bisikan syetan yang bersekutu dengan nafsu.
Kini aku menunggu waktu-waktu untuk shalat tahajud berlalu didepan matakau. Aku ingin menguji kekuatan mana yang dominan dalam diri ini kebaikankah atau kejelekan, ruhiah atau syaitoniah.
Semua anak dan istriku sudah tertidur pulas, sedangkan aku masih duduk termenung sambil mengayuhkan jemari-jemariku di papan ketikan mengekpresikan diriku sekarang dengan kata-kata, menggambarkan diriku dengan ukiran-ukiran bahasa.
Apakah sekeras batukah hatiku sekarang?
Entahlah akupun tidak tahu yang terpenting aku merasa sekarang bukan aku yang dulu, seperti 24 tahun yang lalu.
Kayanya dan mungkin ini adalah kenyataan bahwa semakin bertambah usiaku semakin berkurang juga jatah hidupku, tetapi semakin menumpuk dosaku kepada-NYA.
Mengapa bias seperti ini diriku sekarang?
Apakah karena aku salah makan?
Haramkah makanan yang selalu aku makan setiap hari?. Padahal itu dari usahaku yang setiap hari aku harus bercucuran keringat, memeras tenaga hanya untuk sesuap nasi,
Halalkah yang aku minum setiap hari?
Padahal itu adalah yang membasahi setiap hari pada tubuhku, darahku dan semua anggaota badanku.,
Apakah halal makannan yang aku berikan buat anak-anaku tercinta?
Kini aku semakin ragu dengan usaha yang aku jalankan. Padahal mertuaku begitu semangat mengembangkan usahanya ini.
Semenjak aku bersama membangun bisnis ini, hatiku memang tidak pernah bersatu dengan pekerjaan yang aku lakukan. Tapi aku, anakku, istriku semuanya makan dari situ dari satu sumber yang satu itu.

Tidak ada komentar: